Kamis, 20 Desember 2012

Keberagaman Budaya di Indonesia


     A.   Faktor Penyebab Keberagaman Budaya

                 
         

Keberagaman budaya lahir karena adanya berbagai suku bangsa  yang terdapat di Indonesia

indonesia-bersatu.jpg



Ciri Keragaman Kebudayaan Lokal Indonesia :
¢   Keberagaman Suku Bangsa
         Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka bermigrasi ke indonesia secara bergelombang dan menempati pulau-pulau di indonesiaa. Menurut ahli sejarah antara tahun 3.000-500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercamput dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan.

         Klasifikasi anekea suku bangsa di Indonesia biasanya di dasarkan pada sistem lingkaran hukum adat. Sistem klasifikasi ini mula-mula disusun oleh Van Vollenhoven yang membagi indonesia ke dalam 19 daerah sukau bangsa, yaitu:
1.      Aceh
2.      Gayo-Alas dan Batak
3.       Nias dan Batu
4.      Minangkabau
5.      Mentawai
6.      Sumatera Selatan
7.      Melayu
8.      Bangka dan Belitung
9.      Kalimantan
10.  Minahasa
11.  Sangir-Talaud
12.  Gorontalo
13.  Toraja
14.  Sulawesi Selatan
15.  Ternate
16.  Ambon
17.  Kepulauan Barat Daya
18.  Irian
19.  Timor
20.  Bali dan Lombok
21.  Jawa Tengan dan Jawa Timur
22.  Surakarta dan Yogyakarta
23.  Jawa Barat

¢   Keberagaman Bahasa
         Seiring dengan keberagaman suku bangsa, di Indonesia terdapat kurnag lebih 250 bahasa dan dialek. Menurut para ahli, sebagian besar bahasa di indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini dalam subrumpun:
a.       Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/Melayu:
·         Bahasa-bahasa Hesperonesia ( Indonesia Barat ), antara lain
v  Bahasa-bahasa Minahasa : Tombula, Tontemboan, Tondano, dan lain-lain.
v  Bahasa-bahasa Aceh : Barus, Tunong.
v  Bahasa-bahasa Gayo : Laut, Gayo-Luos.
v  Bahasa-bahasa Batak : Dairi, Simelungun, Toba, dll
v  Bahasa-bahasa Mingangkabaou : Agam, Tanah Datar, Kerinci
v  Bahasa-bahasa Melayu : Riau-Lingga, Betawi, Kalimantan, Melayu-Maluku, Kubu, Niap, dll
v  Bahasa-bahasa Melayu Tengah : Pasemah, Serawi, Musi.
v  Bahasa-bahasa Lampung : Api, Nyo.
v  Bahasa Nias
v  Bahasa-bahasa  Mentawai : Simalegi, Sakalangan
v  Bahasa Jawa
v  Bahasa Sunda
v  Bahasa Madura
v  Bahasa-bahasa Dayak : Kalimantan, Dayak Laut
v  Bahasa Bali Sasak
v  Bahasa-bahasa Gorontalo
v  Bahasa-bahasa Toraja
v  Bahasa-bahasa Bugis-Makassar
v  Bahasa Bima
v  Bahasa Manggarai
v  Bahasa-bahasa Sumba
v  Bahasa Sabu

·         Bahasa-bahasa Indonesia Timur
v  Bahasa-bahasa Timor-Ambon : Lamaholot, Kedang, Timor, Kupang, Seram Barat, Seram Timut, dll
v  Bahasa-bahasa Sula Bacan : Sanana, Bacan Obi
v  Bahasa-bahasa Halmahera Selatan-Irian Barat : Patani, Gane, Biak, Windesi, dll

b.      Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polanisia :
·         Bahasa-bahasa Malanesia ( Malanesia dan Pantai Timur Irian )
·         Bahasa-bahasa Heonesia (  Bahasa Polinesia dan Mikronesia )

¢   Keberagaman Religi
Selain suku bangsa dan bahasa, Indonesia juga memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Terhitung di Indonesia terdapat lima agama yang di akui secara resmi oleh negara, yaitu Islam, Khatolik, Protestan, Hindu, Buddha.


Contoh Gambar Keberagaman Religi :

agama-islam-di-indonesia.jpg                  022212_0103_agamakebera1.jpg

kedamaian-300x196.jpg            pluralisme-keragaman-jelajah-budaya.gif

¢   Keberagaman Seni dan Budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud Kebudayaan itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dll
Contoh wujud kebudayaan :

batik merupakan ekspresi kebudayaan setiap daerah.jpg             indonesia_culture_by_widjana.jpg


     B.   Manfaat Keberagaman Budaya

¢  Dapat meperkaya perbendaharaan istilah dalam Bahasa Indonesia
¢  Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata
¢  Pemikiran yang timbul dari SDA di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional                            
Contoh manfaat keberagaman budaya :


Cloud Callout: UPACARA LOMPAT BATU DI NIAS DAPAT MENJADI ASET WISATA YANG DAPAT MENDATANGKAN DEVISA BAGI NEGARA
 
nias&batu.jpg  
        







 















 
     C.   Contoh-contoh Budaya Lokal

1.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda
v  Sistem Kekerabatan
Mengenal sistem parental : mengikuti garis keturunan kedua orang tua, ayah dan ibu.
Keluarga terpenting → Keluarga Batih (Ayah, ibu, dan anak-anak + Mertua, paman bibi, dan keponakan)
Keluarga Luas → Keluarga Batih menjadi lebih besar akibat adanya poligami oleh sang ayah. 
Keluarga Bondoroyot → Kerabat-kerabat dari satu garis keturunan nenek  moyang.

v  Sistem Religi

Animisme    : Kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat ghaib dan   
                       takhayul
                           Dinamisme  : Pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki
                                                  kesaktian

v  Sistem Kesenian
Cloud Callout: Sekelompok orang sedang mempertunjukkan permainan angklung yang merupakan salah  satu alat musik tradisional masyarakat Sunda 
anglung.jpg   









 





 
2.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Jawa
v  Sistem Kekerabatan
Mengenal sistem bilateral : sistem kekerabatan yang tidak ada dominasi antara pihak laki-laki maupun pihak perempuan.
Siswa/tuwa → Pengklasifikasian semua kakak laki-laki dan perempuan,
ayah dan ibu, serta istri-istri dan   suami-suami masing-masing menjadi 
satu.
Sanak sadulur → Anggota kerabat keturunan nenek moyang sampai
generasi ketiga.
Alur Waris  Kerabat sampai tujuh turunan yang masih dikenali tempat timbangannya.

v  Sistem Religi
Beberapa jenis upacara selamatan masyarakat Jawa :
Ø   Dalam rangka lingkaran hidup seseorang
Ø   Berhubungan dengan penggarapan tanah dan panen
Ø   Berhubungan dengan parayaan hari besar Islam
Ø   Berhubungan dengan peristiwa tertentu
Cloud Callout: Pelaksanaan Upacara Sekatenan di daerah Yogyakatta sebagai bagian dari upacara religi untuk memperingati Maulid Nabi
upacara sekatenan.jpeg 

        
v  Kesenian
    - Alat musik tradisional : Gamelan
    - Seni Ukir
    - Lagu/Tarian : Suwe ora jamu, tari Serimpi, Kendalen


 
Cloud Callout: Berbagai jenis batik Jawa, yang merupakan salah satu seni ukir
batik merupakan ekspresi kebudayaan setiap daerah.jpg 










3.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Batak
v  Sistem Kekerabatan
               Mengenal sistem patrimonial : mengikuti garis keturunan ayah.
               * Kelompok Kekerabatan dihitung atas dasar :
                   - Satu ayah → Sada Bapa (Pada orang Karo)
                                      → Saama (Pada orang Toba)
                   - Satu kakek atau satu nenen
                                      → Sada Nini (Pada orang Karo)
                                      → Saomapu (Pada orang Toba)
               Marga : Kelompok kekerabatan yang besar

v  Sistem Religi
Percaya bahwa alam semesta diciptakan oleh debata Mulajadi na Bolon (debata kaci-kaci dalam bahasa Karo).
Mengenal 3 konsep tentang jiwa :
    - Tondi       : jiwa orang itu sendiri
    - Sahala      : kekuatan yang dimiliki seseorang, walaupun tidak semua  
                         orang memilikinya dengan kualitas berbeda-beda.
    - Begu        : tondi-nya orang meninggal

v  Kesenian
               Tarian yang cukup dikenal :
       - Tari Manduda          : tarian rakyat Simalungun saat  menyambut panen
                   - Tari Sekapur Sirih    : tarian menyambut tamu

4.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Bugis
v  Sistem Kekerabatan
Mengenal sistem Pangaderreng : sistem adat keramat  yang salah satu unsurnya adalah Ade Akkalabinengeng.
Mengenal 3 bentuk perkawinan:
    - Assialang marola
    - Assialannaa memang
    - Ripaddeppe mabelae

v  Sistem Religi
4 Unsur pokok sistem Pangaderreng :
    - Ade
    - Bicara
    - Rampang
    - Wari
    - Sara

v  Sistem Kesenian
Kesenian masyarakat Bugis dapat kita saksikan dalam struktur rumah dan ukiran-ukiran pada tiang atau gerbang rumah.




5.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Dayak
v  Sistem Kekerabatan
Mengenal sistem ambilineal : mengikuti garis keturunan laki-laki dan  
perempuan.
Mengenal bentuk perkawinan :
-Hajenan : perkawinan antara dua saudara sepupu yang kakeknya 
                  bersaudara kadung.
-Cross cousin : antara anak-anak saudara laki-laki ibu atau antara anak-
                          anak saudara  perempuan ayah.

v  Sistem Religi

v  Sistem Kesenian

            


Dayak kenyah.JPG
 

Cloud Callout: Upacara Adat yang dilakukan masyarakat Dayak

 









6.     Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat
v  Sistem Kekerabatan
Mengenal 3 bentuk keluarga :
- Keluarga inti → Ayah, ibu, dan anak
- Keluarga luas (Uxorilokal) → keluarga yang setelah menikah bertempat
   tinggal di rumah keluarga pihak istri
- Keluarga luas (Avunkulokal) → keluarga yang setelah menikah 
   bertempat tinggal di rumah keluarga istri pihak ibu.

v  Sistem Religi
Mempercayai macam-macam roh (3 jenis) :
o Yi-ow (arwah nenek moyang baik)
o Osbopan (arwah nenek moyang jahat)
o Dambin-ow (arwah nenek moyang jahat akibat orang itu mati konyol)

v  Kesenian
Terdapat 4 gaya seni patung Asmat :
o Gaya A, seni Asmat hilir dan hulu sungai
o Gaya B, seni Asmat barat laut
o Gaya C, seni Asmat timur
o Gaya D, seni Asmat daerah Sungai Brazza

    D.   Masalah Akibat Keberagaman Budaya

Selain membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak negatif. Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat mengikis kesalah pahaman dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah paham multikulturalisme dan sikap toleransi serata empati.
1.       Multikulturalisme
Multikulturalisme merupakan solusi tepat mengatasi sebuah masalah yang muncul akibat keragaman budaya. Didalam Multikulturalisme, masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan budaya secara wajar.

2.       Toleransi dan Empati
Sikap Toleransi yaitu sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain. Contoh seseorang yang beragama Islam menghargai perbedaan dengan temannya yang beragama kristen,
Empati adalah sikap yang secara iklas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain.

E. INTEGRASI NASIONAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi biasa terjadi secara horizontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal. Ada juga integrasi budaya yang berarti penyesuaian antara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di kehidupan masyarakat. Semuanya bermuara pada integrasi nasional yang merupakan wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara.

a.      Pengertian Integrasi
Berikut adalah pendapat para ahli mengenai integrasi nasional :
1.      Abdul Syani
Ia menjelaskan bahwa integrasi sosial tidak cukup dapat diukur dengan kriteria berkumpul atau bersatu dalam arti fisik. Melainkan integrasi juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi.
2.      Higgins memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional. Semuanya diarahkan pada pembetukan wewenang kekuasaan nasional atas unit-unit politik yang lebih kecil ( kelompok sosial ).
3.      Dr. Nazaruddin Sjamsuddin merumuskan integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horisontal.
4.      J. Soedjati Djiwandono merumuskan masalah integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian kesatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional
1.      Homogenitas Kelompok
Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.
2.      Mobilitas Geografis
Faktor geografis mempengaruhi efektifitas dan efensiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.
3.      Besar kecilnya kelompok sosial
4.      Perpindahan fisik
5.      Efisiensi dan Komunikasi

Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antar budaya. Untuk itu, diperlukan peran serta pemerintah dan partisipasi pemerintah dalam mewujudkan upaya integrasi nasional tersebut.
c.       Upaya yang dilakukan untuk menangani Integrasi Nasional
v Peran Pemerintah
1.      Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Jadi aspirasi masyarakat, baik yang berada di ujung Sumatra sampai di ujug Papua, dapat diakomodasikan dengan baik.
2.      Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
Hal ini sebagai salah satu faktor untuk memperbesar kesadaran, kreativitas, dan konstribusi masyarakat sebagai salah satu pilar utama integrasi nasional. Jangan sampai otonomi daerah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat setempat malahan menimbulkan masalah baru lagi.
3.      Keterbukaan dan domokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.

v  Peranan Masyarakat
1.      Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
Hal ini penting dalam kerangka pendayagunaan potensi bangsa. Ini juga amat esensial terutama dalam pembangunan nasional.
2.      Meminimalkan setiap potensi konfik yang ada.
Sebagai contoh, primordialisme atau fanatisme yang berlebihan harus bisa di hilangkan atau setidaknya di kikis sedikit demi sedikit.












1 komentar:

  1. Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang Keberagaman Bangsa Indonesia, smoga dpt saling melengkapi

    Pengertian, Faktor dan Arti Penting Keberagaman Bangsa Indonesia

    BalasHapus