A. Faktor Penyebab Keberagaman Budaya
Keberagaman
budaya lahir karena adanya berbagai suku bangsa
yang terdapat di Indonesia
Ciri Keragaman Kebudayaan Lokal Indonesia :
¢
Keberagaman Suku Bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa
nenek moyang bangsa indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka
bermigrasi ke indonesia secara bergelombang dan menempati pulau-pulau di
indonesiaa. Menurut ahli sejarah antara tahun 3.000-500 SM Indonesia telah
dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercamput
dengan penduduk indigenous dan indo-arian dari Asia Selatan.
Klasifikasi anekea suku bangsa di
Indonesia biasanya di dasarkan pada sistem lingkaran hukum adat. Sistem
klasifikasi ini mula-mula disusun oleh Van Vollenhoven yang membagi indonesia
ke dalam 19 daerah sukau bangsa, yaitu:
1.
Aceh
2.
Gayo-Alas dan Batak
3.
Nias dan Batu
4.
Minangkabau
5.
Mentawai
6.
Sumatera Selatan
7.
Melayu
8.
Bangka dan Belitung
9.
Kalimantan
10. Minahasa
11. Sangir-Talaud
12. Gorontalo
13. Toraja
14. Sulawesi
Selatan
15. Ternate
16. Ambon
17. Kepulauan
Barat Daya
18. Irian
19. Timor
20. Bali
dan Lombok
21. Jawa
Tengan dan Jawa Timur
22. Surakarta
dan Yogyakarta
23. Jawa
Barat
¢
Keberagaman Bahasa
Seiring dengan keberagaman suku bangsa,
di Indonesia terdapat kurnag lebih 250 bahasa dan dialek. Menurut para ahli,
sebagian besar bahasa di indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys
Keraf membagi rumpun bahasa ini dalam subrumpun:
a.
Bahasa-bahasa
Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/Melayu:
·
Bahasa-bahasa
Hesperonesia ( Indonesia Barat ), antara lain
v Bahasa-bahasa
Minahasa : Tombula, Tontemboan, Tondano, dan lain-lain.
v Bahasa-bahasa
Aceh : Barus, Tunong.
v Bahasa-bahasa
Gayo : Laut, Gayo-Luos.
v Bahasa-bahasa
Batak : Dairi, Simelungun, Toba, dll
v Bahasa-bahasa
Mingangkabaou : Agam, Tanah Datar, Kerinci
v Bahasa-bahasa
Melayu : Riau-Lingga, Betawi, Kalimantan, Melayu-Maluku, Kubu, Niap, dll
v Bahasa-bahasa
Melayu Tengah : Pasemah, Serawi, Musi.
v Bahasa-bahasa
Lampung : Api, Nyo.
v Bahasa
Nias
v Bahasa-bahasa Mentawai : Simalegi, Sakalangan
v Bahasa
Jawa
v Bahasa
Sunda
v Bahasa
Madura
v Bahasa-bahasa
Dayak : Kalimantan, Dayak Laut
v Bahasa
Bali Sasak
v Bahasa-bahasa
Gorontalo
v Bahasa-bahasa
Toraja
v Bahasa-bahasa
Bugis-Makassar
v Bahasa
Bima
v Bahasa
Manggarai
v Bahasa-bahasa
Sumba
v Bahasa
Sabu
·
Bahasa-bahasa Indonesia
Timur
v Bahasa-bahasa
Timor-Ambon : Lamaholot, Kedang, Timor, Kupang, Seram Barat, Seram Timut, dll
v Bahasa-bahasa
Sula Bacan : Sanana, Bacan Obi
v Bahasa-bahasa
Halmahera Selatan-Irian Barat : Patani, Gane, Biak, Windesi, dll
b.
Bahasa-bahasa
Austronesia Timur atau Polanisia :
·
Bahasa-bahasa Malanesia
( Malanesia dan Pantai Timur Irian )
·
Bahasa-bahasa Heonesia
( Bahasa Polinesia dan Mikronesia )
¢
Keberagaman
Religi
Selain
suku bangsa dan bahasa, Indonesia juga memiliki keberagaman agama atau
kepercayaan. Terhitung di Indonesia terdapat lima agama yang di akui secara
resmi oleh negara, yaitu Islam, Khatolik, Protestan, Hindu, Buddha.
Contoh Gambar Keberagaman Religi :
¢
Keberagaman Seni dan Budaya
Suku
bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam
pula. Salah satu wujud Kebudayaan itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni
tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dll
Contoh wujud kebudayaan
:
B. Manfaat
Keberagaman Budaya
¢ Dapat
meperkaya perbendaharaan istilah dalam Bahasa Indonesia
¢ Potensi
keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata
¢ Pemikiran
yang timbul dari SDA di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi
pembangunan nasional
Contoh
manfaat keberagaman budaya :
C. Contoh-contoh Budaya
Lokal
1.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Sunda
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
sistem parental : mengikuti garis
keturunan kedua orang tua, ayah dan ibu.
Keluarga terpenting
→ Keluarga Batih (Ayah, ibu, dan anak-anak + Mertua, paman bibi, dan keponakan)
Keluarga Luas
→ Keluarga Batih menjadi lebih besar akibat adanya poligami oleh sang ayah.
Keluarga Bondoroyot
→ Kerabat-kerabat dari satu garis keturunan nenek moyang.
v Sistem
Religi
Animisme : Kepercayaan terhadap
hal-hal yang bersifat ghaib dan
takhayul
Dinamisme : Pemujaan terhadap
benda-benda yang dianggap memiliki
kesaktian
v Sistem Kesenian
2.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Jawa
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
sistem bilateral : sistem
kekerabatan yang
tidak
ada dominasi
antara
pihak laki-laki maupun pihak perempuan.
Siswa/tuwa
→ Pengklasifikasian semua kakak laki-laki dan perempuan,
ayah
dan ibu, serta istri-istri dan
suami-suami masing-masing menjadi
satu.
Sanak sadulur
→ Anggota kerabat keturunan nenek moyang sampai
generasi
ketiga.
Alur Waris
→ Kerabat sampai tujuh turunan yang
masih dikenali tempat timbangannya.
v Sistem
Religi
Beberapa
jenis upacara selamatan masyarakat Jawa :
Ø Dalam rangka lingkaran hidup seseorang
Ø Berhubungan
dengan penggarapan tanah dan panen
Ø Berhubungan
dengan parayaan hari besar Islam
Ø Berhubungan
dengan peristiwa tertentu
v Kesenian
- Alat musik tradisional : Gamelan
- Seni Ukir
- Lagu/Tarian : Suwe ora jamu, tari Serimpi,
Kendalen
3.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Batak
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
sistem patrimonial : mengikuti garis
keturunan ayah.
*
Kelompok Kekerabatan dihitung atas dasar :
- Satu ayah → Sada Bapa (Pada orang Karo)
→ Saama (Pada orang Toba)
- Satu kakek atau satu nenen
→ Sada Nini (Pada orang Karo)
→ Saomapu (Pada orang Toba)
Marga : Kelompok kekerabatan
yang besar
v Sistem
Religi
Percaya
bahwa alam semesta diciptakan oleh debata Mulajadi na Bolon (debata kaci-kaci
dalam bahasa Karo).
Mengenal
3 konsep tentang jiwa :
- Tondi : jiwa orang itu sendiri
- Sahala :
kekuatan yang dimiliki seseorang, walaupun tidak semua
orang
memilikinya dengan kualitas berbeda-beda.
- Begu : tondi-nya orang meninggal
v Kesenian
Tarian yang cukup dikenal :
- Tari Manduda : tarian rakyat Simalungun saat menyambut panen
- Tari Sekapur Sirih : tarian menyambut tamu
4.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Bugis
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
sistem Pangaderreng : sistem adat
keramat yang salah satu unsurnya adalah
Ade Akkalabinengeng.
Mengenal
3 bentuk perkawinan:
- Assialang marola
- Assialannaa memang
- Ripaddeppe mabelae
v Sistem
Religi
4
Unsur pokok sistem Pangaderreng :
- Ade
- Bicara
- Rampang
- Wari
- Sara
v Sistem Kesenian
Kesenian
masyarakat Bugis dapat kita saksikan dalam struktur rumah dan ukiran-ukiran
pada tiang atau gerbang rumah.
5.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Dayak
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
sistem ambilineal : mengikuti garis
keturunan laki-laki dan
perempuan.
Mengenal
bentuk perkawinan :
-Hajenan
: perkawinan antara dua saudara sepupu yang kakeknya
bersaudara kadung.
-Cross
cousin : antara anak-anak saudara laki-laki ibu atau antara anak-
anak saudara perempuan ayah.
v Sistem Religi
v Sistem
Kesenian
6.
Kebudayaan Lokal
Masyarakat Asmat
v Sistem
Kekerabatan
Mengenal
3 bentuk keluarga :
- Keluarga inti
→ Ayah, ibu, dan anak
- Keluarga luas
(Uxorilokal) → keluarga yang setelah menikah
bertempat
tinggal di rumah keluarga pihak istri
- Keluarga luas
(Avunkulokal) → keluarga yang setelah menikah
bertempat tinggal di rumah keluarga istri
pihak ibu.
v Sistem
Religi
Mempercayai
macam-macam roh (3 jenis) :
o Yi-ow
(arwah nenek moyang baik)
o Osbopan
(arwah nenek moyang jahat)
o Dambin-ow
(arwah nenek moyang jahat akibat orang itu mati konyol)
v Kesenian
Terdapat
4 gaya seni patung Asmat :
o Gaya
A, seni Asmat hilir dan hulu sungai
o Gaya
B, seni Asmat barat laut
o Gaya
C, seni Asmat timur
o Gaya
D, seni Asmat daerah Sungai Brazza
D. Masalah Akibat Keberagaman
Budaya
Selain
membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak negatif. Untuk
menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai
sikap dan paham yang dapat mengikis kesalah pahaman dan membangun benteng
saling pengertian. Gagasan yang menarik
untuk diangkat dalam konteks ini adalah paham multikulturalisme dan sikap
toleransi serata empati.
1.
Multikulturalisme
Multikulturalisme
merupakan solusi tepat mengatasi sebuah masalah yang muncul akibat keragaman
budaya. Didalam Multikulturalisme, masyarakat diminta untuk melihat dan
menyikapi perbedaan budaya secara wajar.
2.
Toleransi
dan Empati
Sikap
Toleransi yaitu sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang
atau kelompok lain. Contoh seseorang yang beragama Islam menghargai perbedaan
dengan temannya yang beragama kristen,
Empati
adalah sikap yang secara iklas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain.
E. INTEGRASI
NASIONAL
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang
utuh atau bulat. Integrasi biasa terjadi secara horizontal dengan pihak yang
sederajat, ataupun secara vertikal. Ada juga integrasi budaya yang berarti
penyesuaian antara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu
kesatuan fungsi di kehidupan masyarakat. Semuanya bermuara pada integrasi
nasional yang merupakan wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di
kehidupan bernegara.
a.
Pengertian
Integrasi
Berikut adalah pendapat
para ahli mengenai integrasi nasional :
1.
Abdul Syani
Ia menjelaskan
bahwa integrasi sosial tidak cukup dapat diukur dengan kriteria berkumpul atau
bersatu dalam arti fisik. Melainkan integrasi juga merupakan pengembangan sikap
solidaritas dan perasaan manusiawi.
2.
Higgins memahami
integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial
pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional. Semuanya diarahkan pada
pembetukan wewenang kekuasaan nasional atas unit-unit politik yang lebih kecil
( kelompok sosial ).
3.
Dr. Nazaruddin
Sjamsuddin merumuskan integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horisontal.
4.
J. Soedjati Djiwandono
merumuskan masalah integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian
kesatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib
sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak,
persatuan nasional akan dibahayakan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
integrasi nasional
1.
Homogenitas Kelompok
Pada kelompok
yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan
mempercepat proses integrasi nasional.
2.
Mobilitas Geografis
Faktor geografis
mempengaruhi efektifitas dan efensiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung
di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.
3.
Besar kecilnya kelompok
sosial
4.
Perpindahan fisik
5.
Efisiensi dan
Komunikasi
Kata kunci dalam
mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antar budaya.
Untuk itu, diperlukan peran serta pemerintah dan partisipasi pemerintah dalam
mewujudkan upaya integrasi nasional tersebut.
c.
Upaya
yang dilakukan untuk menangani Integrasi Nasional
v Peran Pemerintah
1.
Pemerintah harus mampu
melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan
aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Jadi
aspirasi masyarakat, baik yang berada di ujung Sumatra sampai di ujug Papua,
dapat diakomodasikan dengan baik.
2.
Kemampuan
desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
Hal
ini sebagai salah satu faktor untuk memperbesar kesadaran, kreativitas, dan
konstribusi masyarakat sebagai salah satu pilar utama integrasi nasional.
Jangan sampai otonomi daerah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat
setempat malahan menimbulkan masalah baru lagi.
3.
Keterbukaan dan
domokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
v Peranan Masyarakat
1.
Meminimalkan perbedaan
yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya
daerah.
Hal
ini penting dalam kerangka pendayagunaan potensi bangsa. Ini juga amat esensial
terutama dalam pembangunan nasional.
2.
Meminimalkan setiap
potensi konfik yang ada.
Sebagai
contoh, primordialisme atau fanatisme yang berlebihan harus bisa di hilangkan
atau setidaknya di kikis sedikit demi sedikit.
Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang Keberagaman Bangsa Indonesia, smoga dpt saling melengkapi
BalasHapusPengertian, Faktor dan Arti Penting Keberagaman Bangsa Indonesia